Seiring berubahnya mode permainan anak, dari generasi 90, ke generasi 2000, terus sampai ke generasi milenial atau generasi Z, semakin banyak permainan dan mainan anak “non tenaga listrik” yang ditinggalkan malah telah hilang. Anak-anak kini semakin akrab dengan si kotak serba bisa yaitu gawai mereka, meskipun yang disajikan hanya permainan-perminan virtual dua dimensi dan tiga dimensi saja. Lalu apa saja permainan dan mainan anak yang sudah tidak pernah didekati anak jaman sekarang?
Berbicara sebagai delegasi mantan generasi 90, yang dahulu sempat menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang mudah didapat dan ditemui di sekitar rumah untuk membuat mainan sendiri seperti: mobil-mobilan kulit jeruk bali, senapan pelepah pisang, kalung dari tangkai daun singkong, dan bandempo, si bundar dekil yang dibuat dari tanah liat dan pasir, pak guru ingin mengajakmu membayangkan seperti apa masa kecil pak guru yang indah, sehingga motto iklan sabun cuci “berani kotor itu baik” sudah melekat di pola pikir pak guru.
Musim penghujan adalah musim paling menyenangkan bagi pak guru dan teman masa kanak-kanak pak guru. Di musim ini kami bisa main hujan-hujanan, mencari tanah liat untuk membentuk BANDEMPO, si bola rapuh yang dimainkan layaknya kontes Hot Wheels modifikasi, dan tanpa “judi” tidak seperti kelereng dan “umbul” yang pemenangnya berhak mengambil barang temannya yang kalah. Apa sih Bandempo itu? Bandempo, entah siapa yang pertama kali menciptakan bola dekil itu. Cara membuatnya cukup mudah, hanya membuat bundaran-bundaran tanah liat yang digulir-gulirkan di atas butiran pasir halus atau debu kering. Semakin besar dan kuat Bandempo maka dialah pemenangnya. Dulu ada anak yang nakal dengan menjatuhkan Bandempo buatannya ke atas Bandempo temannya hingga si teman itu menangis karena merasa barang buatannya tidak ada yang menghargai.. Sungguh nakal!
Jika anak zaman sekarang ada yang tahu dan mengerti cara membuat Bandempo, itu pasti kalau bukan kakeknya, ayahnya atau malah pamannya yang mengajari. Tahukah kalian? Ada filosofi unik dibalik mainan bundar dekil ini. Bahwa untuk jadi kokoh dan kuat, perlu ditepuk-tepuk dan digulir-gulirkan di atas pasir berulang-ulang kali. Jika tidak begitu, mungkin akan mudah rapuh. Untuk jadi seseorang yang kokoh dan kuat perlu mengalami tekanan-tekanan, tantangan-tantangan, dan keadaan yang tidak mengenakkan. Baru seseorang itu akan mendapatkan kekuatan fisik dan kekokohan mentalnya sendiri.
Pak Putra.